MAKALAH
PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA
Disusun
Oleh:
Kelompok
1
1. Krisna
Aprilia Sany (16.0101.0001)
2. Rita
Ulfiana (16.0101.0019)
3. Ida Kurniyawati (16.0101.0047)
4. Tifani
Pujiyarsanti (16.0101.0053)
FAKULTAS
EKONOMI
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAGELANG
2016/2017
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Dalam menulis sebuah
karangan atau cerita selalu dijumpai susunan dari banyak kata yang membentuk
kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi sehingga terbentuk
sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti menyampaikan suatu gagasan atau
pendapat tertentu yang harus disertai alasan atau bukti tertentu.
Menyusun
suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek
tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus jelas, semua
kalimat yang mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung suatu ide,
terdapat kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang
membentuk alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif. Oleh karena itu,
untuk lebih memahami bagaimana menyusun sebuah paragraf yang benar dan
mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka makalah ini disusun agar bisa
menambah pengetahuan para pembaca tentang penggunaan paragraf yang baik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Paragraf
Paragraf
disebut juga alinea. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara
logis dan sistematis yang mengandung satu kesatuan ide pokok. Paragraf juga
disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan
ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan.
B.
Syarat
Paragraf
1. Kelengkapan
Paragraf yang baik harus memiliki unsur
paragraf yang lengkap, diantaranya adalah:
·
Gagasan utama atau topik.
·
Kalimat utama adalah kalimat yang
mengandung gagasan utama.
·
Kalimat penjelas adalah kalimat yang
mendukung gagasan utama.
2. Kesatuan Bentuk (Kohesi)
Kesatuan bentuk paragraf atau kohesi terwujud jika aliran kalimat berjalan
mulus, lancar, dan logis. Kohesi itu dapat dibentuk dengan cara repetisi, penggunaan kata
ganti, penggunaan kata sambung, atau frasa penghubung antarkalimat. Penggunaan kata penghubung
dibagi menjadi dua yaitu:
·
Interkalimat:
karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka.
·
Antarkalimat: Oleh karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya,
bahkan.
·
Hanya memiliki
satu pikiran utama.
3. Kesatuan Makna (Koherensi)
Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika seluruh
kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik, atau
satu masalah saja. Ciri-ciri kalimat utama, mengandung permasalahan yang berpotensi untuk
diuraikan, berdiri sendiri, diawal (deduktif) dan diakhir (induktif).
C. Unsur-Unsur
Paragraf
Menurut
Verhaar (Risnawati, 2007: 22-26), alat bantu untuk menciptakan susunan yang logis, sistematis
itu ialah elemen-elemen
paragraf seperti transisi, kalimat topik, kalimat pengembang,
kalimat penegas. Keempat
unsur paragraf tersebut kadang-kadang muncul bersamaan, tetapi kadang-kadang
hanya sebagian yang tampil dalam suatu paragraf.
Alat
bantu untuk menciptakan
susunan logis-sistematis itu ialah
unsur-unsur paragraf seperti :
1. Ide pokok yaitu ide pembicaraan atau masalah
yang bersifat abstrak. Ide pokok biasanya berupa kata, frase, atau klausa.
2. Kalimat topik yaitu perwujudan pernyataan ide
pokok dalam bentuk yang masih abstrak.
3. Ide pengembang yaitu rincian atau penjelasan
ide pokok dalam bentuk yang kongkret. Ide pengembang berupa kata, frase, atau
klausa.
4. Kalimat pengembang yaitu perwujudan pernyataan ide pengembang dalam
bentuk kongkret.
5. Kalimat penegas yaitu kalimat yang berfungsi
menegaskan dengan cara mengulang bentuk kalimat topik pada bagian akhir
paragraf.
6. Transisi yaitu mata rantai penghubung
paragraf. Transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi atau kepaduan antarkalimat,
antarparagraf dalam suatu karangan.
D. Fungsi
Paragraf
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan
memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun
secara logis dalam satu kesatuan.
2. Menandai
peralihan (pergantian) gagasan
baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragaraf, ganti paragrafi
berarti ganti pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi
penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan pengembangkan topik karangan ke
dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama
karangan yang terdiri dari beberapa variabel.
E. Kalimat
Utama
Kalimat
utama atau kalimat pokok merupakan sarana dari gagasan yang dikembangkan dalam
paragraf itu. Kalimat utama atau kalimat topik, biasanya ditempatkan secara
jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini
kemudian dikembangkan dengan sejumlah kalimat penjelas sehingga ide
atau gagasan yang terkandung dalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas.
Ciri kalimat utama adalah:
·
Mengandung permasalahan yang potensial
untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut.
·
Merupakan kalimat lengkap yang dapat
berdiri sendiri.
·
Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa
harus dihubungkan dengan kalimat lain dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung
dan frasa transisi.
Berdasarkan posisi atau letak kalimat
utama atau kalimat topik, jenis atau tipe paragraf, dibedakan atas:
a.
Paragraf deduktif atau uraian
Yaitu
paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraf. Yaitu paragraf yang
menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang
terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf.
Contoh
paragraf deduktif: ”Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak
mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau
tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering
berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak
pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit.”
b.
Paragraf induktif atau simpulan
Yaitu
paragraf yang kalimat utamanya terletak pada akhir paragraf. Paragraf ini
menyajikan penjelasan terlebih dahulu barulah diakhiri dengan pokok
pembicaraan.
Contoh
dari paragraf induktif: ”Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas
disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Contohnya masih banyak orang-orang
yang buang sampah tidak pada tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli
terhadap selokan di sekitarnya. Oleh sebab itu, maka seharusnya pemerintah
setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya
masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan
kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat
harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada
tempatnya dan membersihkan selokan di sekitarnya.”
c.
Paragraf deduktif-induktif
atau ulang atau campuran
Yaitu
paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal dan akhir paragraf, terbentuklah
paragraf deduktif-induktif.
Contoh
paragraf deduktif-induktif: ”Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia
memerlukan rumah yang kuat, murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah
lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit
yang diperoleh dari batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli.
Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha
membangun rumah yang kuat, murah, dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.”
d.
Paragraf terbagi atau tersebar
Yaitu
paragraf yang kalimat utamanya atau gagasan utamanya tersebar pada
keseluruhan paragraf.
Contoh
paragraf terbagi atau tersebar: “Tiba-tiba langit kota Bandung berubah menjadi
gelap gulita. Petir menyambar-nyamba, angin menderu amat kencang, listrik mati
mendadak, hujan datang mengguyur amat tiba-tiba. Orang berlarian mencari
perlindungan. Klakson berbagai kendaraan berbunyi serempak. Mobil-motor saling
bertubrukan. Para sopir saling memaki diantara mereka. Pak polisi kebingungan
menertibkan keadaan.”
e.
Paragraf ineratif
Yaitu
paragraf yang kalimat utama atau topik atau generalisasi terletak di
tengah paragraf.
Contoh
paragraf ineratif adalah: “Thamrin macet total. Kemaacetan ini disebabkan
jembatan yang menghubungkan kedua jalan tersebut roboh. Hujan deras yang turun
lima hari itulah penyebabnya. Nampaknya jembatan itu terlalu tua untuk menahan
aliran deras dari arus air.”
F. Jenis Paragraf
Jika
dilihat dari isinya, paragraf terdiri dari eksposisi, narasi, persuasi,
argumentasi, dan deskripsi. Di bawah ini akan di jelaskan pengertiannya, yaitu:
a.
Eksposisi
Eksposisi
artinya paparan. Dengan paparan penulis akan menyampaikan suatu penjelasan dan
informasi. Ciri-ciri paragraf eksposisi, yaitu:
·
Memaparkan definisi dan memaparkan
langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
·
Gaya penulisannya bersifat informatif.
·
Menginformasikan atau menceritakan
sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indera.
·
Paragraf eksposisi umumnya menjawab
pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Contoh
paragraf ekpsosisi adalah: “Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di
lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari
rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Data ini dapat
diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.”
b.
Narasi
Narasi artinya cerita.
Dengan cerita penulis mengajak pembaca untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan
tersebut. Yang termasuk jenis karangan ini ialah roman, novel, cerpen, dan
kisah.
Contoh paragraf narasi
adalah: “Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang
berteman dengan Syairul. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan diantar jemput ke
sekolah. Itu semua gara-gara Slamet yang telah memperkenalkan aku dengan siti.”
c.
Persuasi
Persuasi artinya
bujukan. Dengan persuasi, penulis mempengaruhi pembaca supaya mengikuti
kehendaknya. Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
·
Persuasi berasal dari pendirian bahwa
pikiran manusia dapat diubah.
·
Harus menimbulkan kepercayaan para
pembacanya.
·
Persuasi harus dapat menciptakan
kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
·
Persuasi sedapat mungkin menghindari
konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya
tercapai.
·
Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh
paragrafi persuasi adalah: “Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian
yang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing
maupun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau
upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah
meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan
biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung
dingaben. Jenazah yang belum dingaben biasanya akan dikubur terlebih dahulu
sambil menunggu semua perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin
melihat ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung
ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat
Hindu di Bali.
d.
Argumentasi
Argumentasi
adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (argumen) berdasarkan fakta dan
data. Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu:
·
Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca
yakin.
·
Memerlukan fakta untuk membuktikan
pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dan lain-lain.
·
Menggali sumber ide dari pengamatan,
pengalaman, dan penelitian.
·
Penutup berisi kesimpulan.
Contoh
dari paragraf argumentas adalah: “Dua tahun terakhir, terhitung sejak
Boeing B-737 milik maskapai penerbangan
Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi
sebab pesawat yang bagannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih
dari 19 tahun. Oleh karena itu, cukup beralasan jika orang menjadi cemas
terbang dengang pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan lebih dari
60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman,
lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga tetap nyaman
dinaiki?”
e.
Deskripsi
Deskripsi
artinya lukisan. Karangan lukisan adalah jenis karangan yang menggunakan
kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu keadaan, peristitwa, atau orang.
Ciri-ciri paragraf deskriptif, yaitu:
·
Menggambarkan atau melukiskan suatu
benda, tempat, atau suasana tertentu.
·
Penggambaran dilakukan dengan melibatkan
panca indera (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
·
Bertujuan agar pembaca seolah-olah
melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
·
Menjelaskan ciri-ciri objek seperti
warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Contoh
sebuah paragraf deskriptif: “Pasar Tanah Abang adalah sebuah paasar yang sempurna.
Semua barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam
dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan
berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual
sayur dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan.
Pada bagian belakang kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum
lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.”
Dalam
sebuah karangan (komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat
dari segi jenisnya :
a. Paragraf
pembuka
Paragraf
ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang
akan menyusul kemungkinan. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik
minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada
masalah yang akan disajikan selanjutnya. Sebagai bagian awal sebuah karangan,
paragraf pembuka harus di fungsikan untuk :
·
Menghantar pokok pembicaraan.
·
Menarik minat pembaca.
·
Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui
isi seluruh karangan.
G. Pola pengembangan paragraf
Jenis-Jenis Pola Pengembangan Paragraf (Penjelasan
Lengkap)
Jenis-Jenis Pola Pengembangan Paragraf
(Penjelasan Lengkap) – Dalam menyusun sebuah teks tentunya kita mengenal
adanya paragraf. Teks sejatinya adalah kumpulan dari beberapa paragraf yang
tersusun sehingga teks tersebut menjadi padu. Dalam pembahasan artikel ini kita
akan memelajari tentang pola pengembangan paragraf. Jenis paragraf berdasarkan
pola pengembangannya dibagi menjadi 9 jenis. Diantaranya yakni
klimaks-antiklimaks, sudut pandang, perbandingan-pertentangan, analogi, contoh,
klausalitas, generalisasi, klasifikasi dan definisi
Luas.
Luas.
Berikut uraian dari
jenis pola pengembangan paragraf:
1. Klimaks-Antiklimaks
a. Klimaks adalah perincian
gagasan cerita dari bawah menuju gagasan cerita yang paling puncak. Bisa juga
diartikan sebagai bagian dalam cerita yang mendeskripsikan peristiwa sampai
pada konflik yang paling tinggi.
Contoh :
Setelah cobaan
bertubi-tubi menimpa Arifin dalam pencarian Istrinya, akhirnya ia mengetahui
istrinya berada di kamp. Tahanan politik di pulau Buru. Tak terhitung tetesan
air mata dan darah yang mengucur. Pengorbanannya terbayar sudah. Ia bisa
bertemu dengan Nurbaya, istri tercintanya. Ia pun segera berlari tanpa alas
kaki menuju kamp. Tahanan itu. Begitu kagetnya ketika arifin mendapati istrinya
tergeletak lemas dengan bekas tikaman pisau di dada kirinya. Ia tak kuasa
menahan tangis dan menjerit sejadi-jadinya.
b. Antiklimaks adalah
variasi gagasan yang dimulai dari gagasan cerita yang paling tinggi kemudian
diikuti dengan gagasan yang lebih rendah secara perlahan-lahan. Bisa juga
diartikan sebagai penurunan masalah dalam cerita dari konflik tertinggi
kemudian berangsur-angsur menuju ke konflik terendah.
Contoh :
“Kini ia menjadi salah
satu mafia kelas kakap di daerahnya. Ia sudah memiliki daerah kekuasaannya
sendiri. Tak ada yang bakal menyangka kalau penjahat itu dulunya adalah seorang
anak yang pintar dan sholeh. Entah apa yang membuatnya begini. Satu hal yang
pasti adalah, anak itu telah mengalami tahun-tahun yang buruk sehingga
membuatnya menjadi seperti ini.”
Baca Juga: Pengertian Perdagangan Internasional, Contoh,
dan Dampak Positif & Negatif
2. Sudut Pandang
Pola sudut pandang
ialah pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada persepsi berkaitan dengan
posisi atau tempat penulis pada sebuah teks.
Contoh :
“Aku dilahirkan di kota
tapis berseri ini. Ketika aku berumur dua tahun, ayah dan ibuku membawaku ke
sebuah kerajaan tambak udang di kabupaten tulang Bawang. Disinilah aku pertama
kalinya merasakan kehidupan sejauh yang kuingat. Karena aku tak ingat bagaimana
aku dilahirkan dan bagaimana orang tuaku membawaku ke sini.”
3. Perbandingan dan
Pertentangan
Perbandingan adalah
upaya mengamati persamaan yang dimiliki oleh dua benda atau lebih, sedangkan
pertentangan lebih banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua benda atau
lebih.
Contoh :
Pemerintah telah
menyediakan gas epigi 3kg dan 12 kg. Sama halnya dengan minyak tanah, gas
elpigi juga dapat digunakan untuk kegunaan rumah tangga dengan harga yang
murah. Pemerintah memandang perlu untuk mengonversikan keterbutuhan minyak
tanah ke gas elpigi karena produksi minyak tanah saat ini sangat mahal.
Disamping itu, penggunaan gas elpigi dianggap lebih praktis dan ekonomis.
4. Analogi
Analogi adalah bentuk
pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki
kesamaan atau kemiripan.
Contoh :
Dalam hal belajar
manusia perlu mencontoh ilmu padi. Semakin berisi maka ia akan semakin
merunduk. Begitulah seharusnya, semakin kita berilmu hendaknya diikuti dengan
kerendahan hati. Tidak sepatutnya manusia sombong atas kepintaran yang
dimilikinya. Ilmu yang sebenarnya pada hakikatnya ialah ilmu yang dapat berguna
bagi banyak orang. Kecerdasan yang sebenarnya adalah ketika kecerdasan itu
dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
5. Contoh
Sebuah gagasan dalam
paragraf menjadi terang benderang ketika diperkuat dengan beberapa contoh atau
ilustrasi. Contoh dapat diuraikan dalam bentuk narasi atau deskripsi.
Baca Juga: Uraian Sejarah & Peristiwa G30 S PKI
Contoh :
Sudah sepuluh hari
setelah bantuan terakhir datang. Warga konban banjir di pinggiran kali Code
membutuhkan bahan makanan dan pakaian. Mereka bertahan hidup dengan
mengandalkan daun-daunan yang direbus, jika beruntung mereka makan dengan
umbi-umbian dan ikan hasil tangkapan sungai. Pakaian mereka hanya sebatas yang
mereka pakai saat ini. Banyak diantara mereka yang menderita penyaki kulit
karena tidak pernah mencuci dan mengganti pakaian.
6. Pola Klausalitas
Dalam pola ini sebab
bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian
pengembangannya. Namun demikian, susunan tersebut biasanya juga terbalik.
Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian
pengembangannya.
a. Pola Sebab–Akibat
Contoh :
Batu akik saat ini
sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan bapak-bapak saja, bahkan
ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata ini. Tak heran harga batu
akik untuk jenis tertentu sangat mahal dan pedagang batu akik mendapatkan
untung yang tinggi.
b. Akibat-Sebab
Contoh :
Banyak pedagang batu
akik yang meraup keuntungan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan kepopuleran
batu akik setahun terakhir ini. Batu akik saat ini sedang menjadi primadona.
Bukan hanya dikalangan orang tua saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga
menyukai batu permata ini.
7. Generalisasi
Generalisasi adalah
menarik kesimpulan dengan cara penalaran secara umum berdasarkan referensi
data, atau peristiwa khusus secara representatif.
a. Umum-Khusus
Contoh :
Dalam melakukan sesuatu
hal butuh perencanaan yang matang. Seperti menulis agenda pada buku catatan
kecil. Selanjutnya membuat daftar agenda dari yang paling mendesak untuk
dilakukan. Berikutnya memulai dari yang paling mudah ke agenda yang tersulit.
Konsisiten terhadap agenda yang dibuat. Insya Allah agenda yang sudah terencana
dapat dilakukan dengan baik.
b. Khusus-Umum
Contoh : Ikan cupang
terkenal dengan kegesitannya dalam bertarung dan bentuknya yang mungil dan
indah. Ikan Lauhan terkenal dengan motif menyerupai huruf mandari di tubuhnya.
Ikan mas koki identik dengan corak keemasannya yang indah. Memelihara ikan hias
sungguh merupakan keasyikan tersendiri bagi para pencintanya.
8. Klasifikasi
Klasifikasi adalah
usaha mengelompokkan berbagai hal yang dianggap memiliki kesamaan ke dalam satu
kategori. Dengan demikian hubungan di antara berbagai hal itu menjadi satu
kesatuan yang utuh.
Contoh :
Fi’il (kata kerja)
dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga. Yakni fi’il madhi (lampau), fi’il
mudharek (sekarang dan yang akan datang), dan fi’il amar (kata kerja perintah).
Masing-masing kata kerja dari ketiganya memiliki bentuk dasar yang sama dan
akan berubah mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa arab.
9. Definisi Luas
Paragraf ini
menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah yang menimbulkan
kontroversi yang membutuhkan penjelasan.
Contoh:
Sejatinya sebuah
pergerakan mahasiswa terlahir dengan adanya sebuah cita-cita yang luhur, visi-
misi yang jelas, serta kemauan kuat membangun bangsa ini dari keterpurukan.
Namun, yang terjadi saat ini sangat jauh berbeda dari tujuan berdirinya sebuah
pergerakan tersebut. Pola pengkaderan yang salah atau melencengnya ideologi
pergerakan membuat arah dan tujuan berubah, langkah menjadi tidak pasti, tidak
tegas dan cenderung mementingkan kepentingan kelompok. Kampus dijadikan sebuah
ladang garapan banyak pihak yang mengaku peduli akan cita-cita revolusioner,
peduli akan nasib bangsa, pendidikan, dan lain-lain. Namun pada kenyataanya,
pergerakan mahasiswa saat ini lebih cenderung memikirkan bagaimana visi
kelompok.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Paragraf merupakan
kesimpulan kalimat yang dirangkai atau dihubungkan sehingga membentuk suatu
gagasan tertentu. Paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu paragraf yang
terbentuk berdasarkan sifat dan tujuan, berdasarkan letak kalimat utamanya, dan
berdasarkan isinya.
2.
Daftar
pustaka
Prof.Dr.
Istiati Soetomo, 1999. Bahasa Indonesia Dasar Penulisan Ilmiah. Semarang
: Penerbit Universitas Diponegoro.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=ciri+ciri+paragraf&btnG=
http://kakakpintar.com/definisi-ciri-ciri-dan-syarat-paragraf-yang-baik/
No comments:
Post a Comment