Tuesday, 14 March 2017

MAKALAH PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA



MAKALAH
PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA


Disusun Oleh:
Kelompok 1
1.      Krisna Aprilia Sany           (16.0101.0001)
2.      Rita Ulfiana                      (16.0101.0019)
3.      Ida Kurniyawati                (16.0101.0047)
4.      Tifani Pujiyarsanti             (16.0101.0053)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam menulis sebuah karangan atau cerita selalu dijumpai susunan dari banyak kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti menyampaikan suatu gagasan atau pendapat tertentu yang harus disertai alasan atau bukti tertentu.
            Menyusun suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus jelas, semua kalimat yang mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung suatu ide, terdapat kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang membentuk alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif. Oleh karena itu, untuk lebih memahami bagaimana menyusun sebuah paragraf yang benar dan mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka makalah ini disusun agar bisa menambah pengetahuan para pembaca tentang penggunaan paragraf yang baik.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga alinea. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis yang mengandung satu kesatuan ide pokok. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan.
B.     Syarat Paragraf
1.      Kelengkapan
Paragraf yang baik harus memiliki unsur paragraf yang lengkap, diantaranya adalah:
·         Gagasan utama atau topik.
·         Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama.
·         Kalimat penjelas adalah kalimat yang mendukung gagasan utama.
2.      Kesatuan Bentuk (Kohesi)
Kesatuan bentuk paragraf atau kohesi terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus, lancar, dan logis. Kohesi itu dapat dibentuk dengan cara repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung, atau frasa penghubung antarkalimat. Penggunaan kata penghubung dibagi menjadi dua yaitu:
·         Interkalimat: karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka.
·         Antarkalimat: Oleh karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan.
·         Hanya memiliki satu pikiran utama.
3.      Kesatuan Makna (Koherensi)
Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik, atau satu masalah saja. Ciri-ciri kalimat utama, mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diuraikan, berdiri sendiri, diawal (deduktif) dan diakhir (induktif).
C.    Unsur-Unsur Paragraf
Menurut Verhaar (Risnawati, 2007: 22-26), alat bantu untuk menciptakan susunan yang logis, sistematis itu ialah elemen-elemen paragraf seperti transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, kalimat penegas. Keempat unsur paragraf tersebut kadang-kadang muncul bersamaan, tetapi kadang-kadang hanya sebagian yang tampil dalam suatu paragraf. 
Alat bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis itu ialah unsur-unsur paragraf seperti :
1.      Ide pokok yaitu ide pembicaraan atau masalah yang bersifat abstrak. Ide pokok biasanya berupa kata, frase, atau klausa.
2.      Kalimat topik yaitu perwujudan pernyataan ide pokok dalam bentuk yang masih abstrak.
3.      Ide pengembang yaitu rincian atau penjelasan ide pokok dalam bentuk yang kongkret. Ide pengembang berupa kata, frase, atau klausa.
4.      Kalimat pengembang yaitu perwujudan pernyataan ide pengembang dalam bentuk kongkret.
5.      Kalimat penegas yaitu kalimat yang berfungsi menegaskan dengan cara mengulang bentuk kalimat topik pada bagian akhir paragraf.
6.      Transisi yaitu mata rantai penghubung paragraf. Transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi atau kepaduan antarkalimat, antarparagraf dalam suatu karangan.
D.    Fungsi Paragraf
1.      Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam satu kesatuan.
2.      Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragaraf, ganti paragrafi berarti ganti pikiran.
3.      Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4.      Memudahkan pengembangkan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5.      Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel.
E.     Kalimat Utama
Kalimat utama atau kalimat pokok merupakan sarana dari gagasan yang dikembangkan dalam paragraf itu. Kalimat utama atau kalimat topik, biasanya ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlah kalimat penjelas sehingga ide atau gagasan yang terkandung dalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas. Ciri kalimat utama adalah:
·         Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut.
·         Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
·         Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
     



      Berdasarkan posisi atau letak kalimat utama atau kalimat topik, jenis atau tipe paragraf, dibedakan atas:
a.       Paragraf deduktif atau uraian
Yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraf. Yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf.
Contoh paragraf deduktif: ”Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit.”
b.      Paragraf induktif atau simpulan
Yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada akhir paragraf. Paragraf ini menyajikan penjelasan terlebih dahulu barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.
Contoh dari paragraf induktif: ”Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Contohnya masih banyak orang-orang yang buang sampah tidak pada tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di sekitarnya. Oleh sebab itu, maka seharusnya pemerintah setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan selokan di sekitarnya.”
c.       Paragraf deduktif-induktif  atau  ulang atau campuran
Yaitu paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif.
Contoh paragraf deduktif-induktif: ”Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat, murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah, dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat.”
d.      Paragraf terbagi atau tersebar
Yaitu paragraf  yang kalimat utamanya atau gagasan utamanya tersebar pada keseluruhan paragraf.
Contoh paragraf terbagi atau tersebar: “Tiba-tiba langit kota Bandung berubah menjadi gelap gulita. Petir menyambar-nyamba, angin menderu amat kencang, listrik mati mendadak, hujan datang mengguyur amat tiba-tiba. Orang berlarian mencari perlindungan. Klakson berbagai kendaraan berbunyi serempak. Mobil-motor saling bertubrukan. Para sopir saling memaki diantara mereka. Pak polisi kebingungan menertibkan keadaan.”
e.       Paragraf ineratif
Yaitu paragraf yang kalimat utama atau topik  atau generalisasi terletak di tengah paragraf.
Contoh paragraf ineratif adalah: “Thamrin macet total. Kemaacetan ini disebabkan jembatan yang menghubungkan kedua jalan tersebut roboh. Hujan deras yang turun lima hari itulah penyebabnya. Nampaknya jembatan itu terlalu tua untuk menahan aliran deras dari arus air.”
F.     Jenis Paragraf
Jika dilihat dari isinya, paragraf terdiri dari eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi, dan deskripsi. Di bawah ini akan di jelaskan pengertiannya, yaitu:
a.       Eksposisi
Eksposisi artinya paparan. Dengan paparan penulis akan menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Ciri-ciri paragraf eksposisi, yaitu:
·         Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
·         Gaya penulisannya bersifat informatif.
·         Menginformasikan atau menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indera.
·         Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Contoh paragraf ekpsosisi adalah: “Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.”
b.      Narasi
Narasi artinya cerita. Dengan cerita penulis mengajak pembaca untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan tersebut. Yang termasuk jenis karangan ini ialah roman, novel, cerpen, dan kisah.
Contoh paragraf narasi adalah: “Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman dengan Syairul. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan diantar jemput ke sekolah. Itu semua gara-gara Slamet yang telah memperkenalkan aku dengan siti.”
c.       Persuasi
Persuasi artinya bujukan. Dengan persuasi, penulis mempengaruhi pembaca supaya mengikuti kehendaknya. Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
·         Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
·         Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
·         Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
·         Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
·         Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh paragrafi persuasi adalah: “Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung dingaben. Jenazah yang belum dingaben biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.
d.      Argumentasi
Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (argumen) berdasarkan fakta dan data. Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu:
·         Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
·         Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dan lain-lain.
·         Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
·         Penutup berisi kesimpulan.

Contoh dari paragraf argumentas adalah: “Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing  B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang bagannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengang pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga tetap nyaman dinaiki?”
e.       Deskripsi
Deskripsi artinya lukisan. Karangan lukisan adalah jenis karangan yang menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu keadaan, peristitwa, atau orang. Ciri-ciri paragraf deskriptif, yaitu:

·         Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
·         Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indera (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
·         Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
·         Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Contoh sebuah paragraf deskriptif: “Pasar Tanah Abang adalah sebuah paasar yang sempurna. Semua barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.”
Dalam sebuah karangan (komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya :
a.       Paragraf pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemungkinan. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk :
·         Menghantar pokok pembicaraan.
·         Menarik minat pembaca.
·         Menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.


G.    Pola pengembangan paragraf
Jenis-Jenis Pola Pengembangan Paragraf (Penjelasan Lengkap)
Jenis-Jenis Pola Pengembangan Paragraf (Penjelasan Lengkap) – Dalam menyusun sebuah teks tentunya kita mengenal adanya paragraf. Teks sejatinya adalah kumpulan dari beberapa paragraf yang tersusun sehingga teks tersebut menjadi padu. Dalam pembahasan artikel ini kita akan memelajari tentang pola pengembangan paragraf. Jenis paragraf berdasarkan pola pengembangannya dibagi menjadi 9 jenis. Diantaranya yakni klimaks-antiklimaks, sudut pandang, perbandingan-pertentangan, analogi, contoh, klausalitas, generalisasi, klasifikasi dan definisi
Luas.
Berikut uraian dari jenis pola pengembangan paragraf:
1. Klimaks-Antiklimaks
a. Klimaks adalah perincian gagasan cerita dari bawah menuju gagasan cerita yang paling puncak. Bisa juga diartikan sebagai bagian dalam cerita yang mendeskripsikan peristiwa sampai pada konflik yang paling tinggi.
Contoh :
Setelah cobaan bertubi-tubi menimpa Arifin dalam pencarian Istrinya, akhirnya ia mengetahui istrinya berada di kamp. Tahanan politik di pulau Buru. Tak terhitung tetesan air mata dan darah yang mengucur. Pengorbanannya terbayar sudah. Ia bisa bertemu dengan Nurbaya, istri tercintanya. Ia pun segera berlari tanpa alas kaki menuju kamp. Tahanan itu. Begitu kagetnya ketika arifin mendapati istrinya tergeletak lemas dengan bekas tikaman pisau di dada kirinya. Ia tak kuasa menahan tangis dan menjerit sejadi-jadinya.
b. Antiklimaks adalah variasi gagasan yang dimulai dari gagasan cerita yang paling tinggi kemudian diikuti dengan gagasan yang lebih rendah secara perlahan-lahan. Bisa juga diartikan sebagai penurunan masalah dalam cerita dari konflik tertinggi kemudian berangsur-angsur menuju ke konflik terendah.
Contoh :
“Kini ia menjadi salah satu mafia kelas kakap di daerahnya. Ia sudah memiliki daerah kekuasaannya sendiri. Tak ada yang bakal menyangka kalau penjahat itu dulunya adalah seorang anak yang pintar dan sholeh. Entah apa yang membuatnya begini. Satu hal yang pasti adalah, anak itu telah mengalami tahun-tahun yang buruk sehingga membuatnya menjadi seperti ini.”

Baca Juga:  Pengertian Perdagangan Internasional, Contoh, dan Dampak Positif & Negatif

2. Sudut Pandang
Pola sudut pandang ialah pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada persepsi berkaitan dengan posisi atau tempat penulis pada sebuah teks.
Contoh :
“Aku dilahirkan di kota tapis berseri ini. Ketika aku berumur dua tahun, ayah dan ibuku membawaku ke sebuah kerajaan tambak udang di kabupaten tulang Bawang. Disinilah aku pertama kalinya merasakan kehidupan sejauh yang kuingat. Karena aku tak ingat bagaimana aku dilahirkan dan bagaimana orang tuaku membawaku ke sini.”
3. Perbandingan dan Pertentangan
Perbandingan adalah upaya mengamati persamaan yang dimiliki oleh dua benda atau lebih, sedangkan pertentangan lebih banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua benda atau lebih.
Contoh :
Pemerintah telah menyediakan gas epigi 3kg dan 12 kg. Sama halnya dengan minyak tanah, gas elpigi juga dapat digunakan untuk kegunaan rumah tangga dengan harga yang murah. Pemerintah memandang perlu untuk mengonversikan keterbutuhan minyak tanah ke gas elpigi karena produksi minyak tanah saat ini sangat mahal. Disamping itu, penggunaan gas elpigi dianggap lebih praktis dan ekonomis.
4. Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan.
Contoh :
Dalam hal belajar manusia perlu mencontoh ilmu padi. Semakin berisi maka ia akan semakin merunduk. Begitulah seharusnya, semakin kita berilmu hendaknya diikuti dengan kerendahan hati. Tidak sepatutnya manusia sombong atas kepintaran yang dimilikinya. Ilmu yang sebenarnya pada hakikatnya ialah ilmu yang dapat berguna bagi banyak orang. Kecerdasan yang sebenarnya adalah ketika kecerdasan itu dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
5. Contoh
Sebuah gagasan dalam paragraf menjadi terang benderang ketika diperkuat dengan beberapa contoh atau ilustrasi. Contoh dapat diuraikan dalam bentuk narasi atau deskripsi.

Baca Juga:  Uraian Sejarah & Peristiwa G30 S PKI

Contoh :
Sudah sepuluh hari setelah bantuan terakhir datang. Warga konban banjir di pinggiran kali Code membutuhkan bahan makanan dan pakaian. Mereka bertahan hidup dengan mengandalkan daun-daunan yang direbus, jika beruntung mereka makan dengan umbi-umbian dan ikan hasil tangkapan sungai. Pakaian mereka hanya sebatas yang mereka pakai saat ini. Banyak diantara mereka yang menderita penyaki kulit karena tidak pernah mencuci dan mengganti pakaian.
6. Pola Klausalitas
Dalam pola ini sebab bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun demikian, susunan tersebut biasanya juga terbalik. Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya.
a. Pola Sebab–Akibat
Contoh :
Batu akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan bapak-bapak saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata ini. Tak heran harga batu akik untuk jenis tertentu sangat mahal dan pedagang batu akik mendapatkan untung yang tinggi.
b. Akibat-Sebab
Contoh :
Banyak pedagang batu akik yang meraup keuntungan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan kepopuleran batu akik setahun terakhir ini. Batu akik saat ini sedang menjadi primadona. Bukan hanya dikalangan orang tua saja, bahkan ibu-ibu dan anak-anak pun juga menyukai batu permata ini.
7. Generalisasi
Generalisasi adalah menarik kesimpulan dengan cara penalaran secara umum berdasarkan referensi data, atau peristiwa khusus secara representatif.
a. Umum-Khusus
Contoh :
Dalam melakukan sesuatu hal butuh perencanaan yang matang. Seperti menulis agenda pada buku catatan kecil. Selanjutnya membuat daftar agenda dari yang paling mendesak untuk dilakukan. Berikutnya memulai dari yang paling mudah ke agenda yang tersulit. Konsisiten terhadap agenda yang dibuat. Insya Allah agenda yang sudah terencana dapat dilakukan dengan baik.


b. Khusus-Umum
Contoh : Ikan cupang terkenal dengan kegesitannya dalam bertarung dan bentuknya yang mungil dan indah. Ikan Lauhan terkenal dengan motif menyerupai huruf mandari di tubuhnya. Ikan mas koki identik dengan corak keemasannya yang indah. Memelihara ikan hias sungguh merupakan keasyikan tersendiri bagi para pencintanya.
8. Klasifikasi
Klasifikasi adalah usaha mengelompokkan berbagai hal yang dianggap memiliki kesamaan ke dalam satu kategori. Dengan demikian hubungan di antara berbagai hal itu menjadi satu kesatuan yang utuh.
Contoh :
Fi’il (kata kerja) dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga. Yakni fi’il madhi (lampau), fi’il mudharek (sekarang dan yang akan datang), dan fi’il amar (kata kerja perintah). Masing-masing kata kerja dari ketiganya memiliki bentuk dasar yang sama dan akan berubah mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa arab.
9. Definisi Luas
Paragraf ini menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah yang menimbulkan kontroversi yang membutuhkan penjelasan.
Contoh:
Sejatinya sebuah pergerakan mahasiswa terlahir dengan adanya sebuah cita-cita yang luhur, visi- misi yang jelas, serta kemauan kuat membangun bangsa ini dari keterpurukan. Namun, yang terjadi saat ini sangat jauh berbeda dari tujuan berdirinya sebuah pergerakan tersebut. Pola pengkaderan yang salah atau melencengnya ideologi pergerakan membuat arah dan tujuan berubah, langkah menjadi tidak pasti, tidak tegas dan cenderung mementingkan kepentingan kelompok. Kampus dijadikan sebuah ladang garapan banyak pihak yang mengaku peduli akan cita-cita revolusioner, peduli akan nasib bangsa, pendidikan, dan lain-lain. Namun pada kenyataanya, pergerakan mahasiswa saat ini lebih cenderung memikirkan bagaimana visi kelompok.























BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Paragraf merupakan kesimpulan kalimat yang dirangkai atau dihubungkan sehingga membentuk suatu gagasan tertentu. Paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu paragraf yang terbentuk berdasarkan sifat dan tujuan, berdasarkan letak kalimat utamanya, dan berdasarkan isinya.
2.      Daftar pustaka
Prof.Dr. Istiati Soetomo, 1999. Bahasa Indonesia Dasar Penulisan Ilmiah. Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=ciri+ciri+paragraf&btnG=
http://kakakpintar.com/definisi-ciri-ciri-dan-syarat-paragraf-yang-baik/



No comments:

Post a Comment

WARGA GAMOL

Monografi Desa Dan Dusun/RW Letak Geografis Desa Paremono merupakan desa yang terletak di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, atau ...