Tuesday, 14 March 2017

MAKALAH AKHLAK PRIBADI



  MAKALAH
 AKHLAK PRIBADI


Disusun oleh:

1.      Ilyas syarif                              (16.0101.0044)
2.      Ida kurniyawati                       (16.0101.0047)



FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2016/2017


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Magelang, Desember  2016
Kelompok 11

Penulis




DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi


1.      Bab 1 (pendahuluan)
a.       Latar belakang
b.      Rumusan masalah
c.       Tujuan

2.      Bab 2 (pembahasan)
a.       Pengertian akhlak pribadi
b.      Macam – macam akhlak terhadap diri sendiri
c.       Cara Memelihara Akhlak Terhadap Diri Sendiri
d.      Manfaat Akhlak Terhadap Diri Sendiri
e.       Faktor yang Berpengaruh Terhadap Akhlak Seseorang.

3.      Bab 3 (penutup)
a.       Kesimpulan
b.      Saran
c.       Daftar pustaka


BAB I
PENDAHULUAN
1.        Latar Belakang
Globalisasi telah melanda dunia dimana-mana yang selama ini mapan mudah berubah akibat tidak ada batasan lagi antara ruang dan waktu, sehingga nilai-nilai tersebut berubah menjadi relevan dan subjektif. Semua yang berkaitan perilaku , budi pekerti, akhlak dan moral tidak bisa dikatakan objektif, karena nilai yang dianggap sebagai landasan perilaku itu sendiri mudah berubah. Hal-hal yang belakangan ini muncul yaitu suatu perilaku batasan antara pornografi dan pornoaksi dengan seni yang sangat tipis dan berpakaian yang ketat, minim merupakan bagian dari pada seni yang saat ini telah merajalela menjadi sebuah nilai budaya atau bagian dari seni yang umum untuk masyarakat khususnya remaja mudaDi lingkungan pelajar dan mahasiswa misalnya, sering kita dengar tawuran antar pelajar, siswa-siswi yang tidak berakhlak, dan pergaulan bebas. Oleh karena itu dibutuhkan penguat kembali berdasarkan Al-quran dan Al-Hadist. Akhlak inilah berperan sebagai cermin pribadi seseorang apakah punya rasa malu, muru’ah, amanah, jujur, adil, lemah, kasih sayang terhadap sesama, dermawan dan ikhlas dalam bernuat, suka menolong dan lain sebagainya.
2.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini antara lain :
a.       Apa hakikat akhlak pribadi ?
b.      Apa saja macam akhlak pribadi yang baik?
c.      Apa saja macam akhlak pribadi yang buruk ?
d.  Bagaimana contoh dalam penerapan akhlak pribadi dalam penerapan kesehariannya ?
3.    Tujuan Penulisan
Selain untuk memnuhi tugas dari dosen, penulisan makalah ini bertujuan untuk mendalami ilmu akhlak.


BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pengertian Akhlak Pribadi.
Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa.
Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita melakukan hal-hal yang bisa membuat tubuh kita menderita. Seperti; terlalu banyak bergadang, sehingga daya tahan tubuh berkurang, merokok, yang dapat menyebabkan paru-paru kita rusak, mengkonsumsi obat terlarang dan minuman keras yang dapat membahyakan jantung dan otak kita. Untuk itu kita harus bisa bersikap atau beraklak baik terhadap tubuh kita. Selain itu sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa bersifat psikis. Misalkan iri, dengki , munafik dan lain sebagainya. Hal itu semua dapat membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan penyakit hati yang harus kita hindari. Hati yang berpenyakit seperti iri dengki munafiq dan lain sebagainya akan sulit sekali menerima kebenaran, karena hati tidak hanya menjadi tempat kebenaran, dan iman, tetapi hati juga bisa berubah menjadi tempat kejahatan dan kekufuran.
Untuk menghindari hal tersebut di atas maka kita dituntut untuk mengenali berbagai macam penyakit hati yang dapat merubah hati kita, yang tadinya merupakan tempat kebaikan dan keimanan menjadi tempat keburukan dan kekufuran. Seperti yang telah dikatakan bahwa diantara penyakit hati adalah iri dengki dan munafik. Maka kita harus mengenali penyakit hati tersebut.
Dengki. Orang pendeki adalah orang yang paling rugi. Ia tidak mendapatkan apapun dari sifat buruknya itu. Bahkan pahala kebaikan yang dimilikinya akan terhapus. Islam tidak membenarkan kedengkian. Rasulullah bersabda: “Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “hati-hatilah pada kedengkian kaerena kedengkian menghapuskan kebajikan, seperti api yang melahap minyak.” (H.R. Abu Dawud)
yang mereka ucapkan tidak sama dengan apa yang ada di hati dan tindakannya. Adapun tanda-tanda orang munafiq ada tiga. Hal ini dijelaskan dalam hadits, yaitu:Munafiq. Orang munafiq adalah orang yang berpura-pura atau ingkar.
Dari Abu hurairoh r.a. Rasulullah berkata: ” tanda-tanda orang munafiq ada tiga, jika ia berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanat ia berkhianat.” (H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan an-Nisa’i)
B. Macam – macam akhlak terhadap diri sendiri
1. Berakhlak terhadap jasmani.
a. Menjaga kebersihan dirinya
Islam menjadikan kebersihan sebagian dari Iman. Ia menekankan kebersihan secara menyeluruh meliputi pakaian dan juga tubuh badan. Rasulullah memerintahkan sahabat-sahabatnya supaya memakai pakaian yang bersih, baik dan rapi terutamanya pada hari Jum’at, memakai wewangian dan selalu bersugi.
b. Menjaga makan minumnya.
Bersederhanalah dalam makan minum, berlebihan atau melampau di tegah dalam Islam. Sebaiknya sepertiga dari perut dikhaskan untuk makanan, satu pertiga untuk minuman, dan satu pertiga untuk bernafas.
c. Tidak mengabaikan latihan jasmaninya
Riyadhah atau latihan jasmani amat penting dalam penjagaan kesehatan, walau bagaimnapun ia dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh Islam tanpa mengabaikan hak-hak Allah, diri, keluarga, masyarakat dan sebagainya, dalam artikata ia tidak mengabaikan kewajiban sembahyang, sesuai kemampuan diri, menjaga muruah, adat bermasyarakat dan seumpamanya.
d. Rupa diri
Seorang muslim mestilah mempunyai rupa diri yang baik. Islam tidak pernah mengizinkan budaya tidak senonoh, compang-camping, kusut, dan seumpamanya. Islam adalah agama yang mempunyai rupa diri dan tidak mengharamkan yang baik. Sesetengah orang yang menghiraukan rupa diri memberikan alasan tindakannya sebagai zuhud dan tawadhuk. Ini tidak dapat diterima karena Rasulullah yang bersifat zuhud dan tawadhuk tidak melakukan begitu. Islam tidak melarang umatnya menggunakan nikmat Allah kepadanya asalkan tidak melampau dan takabbur.
2. Berakhlak terhadap akalnya
a. Memenuhi akalnya dengan ilmu
Akhlak Muslim ialah menjaganya agar tidak rusak dengan mengambi sesuatu yang memabukkan dan menghayalkan. Islam menyuruh supaya membangun potensi akal hingga ke tahap maksimum, salah satu cara memanfaatkan akal ialah mengisinya dengan ilmu.
Ilmu fardh ‘ain yang menjadi asas bagi diri seseorang muslim hendaklah diutamakan karena ilmu ini mampu dipelajari oleh siapa saja, asalkan dia berakal dan cukup umur. Pengabaian ilmu ini seolah-olah tidak berakhlak terhadap akalnya.
b. Penguasaan ilmu
Sepatutnya umat Islamlah yang selayaknya menjadi pemandu ilmu supaya manusia dapat bertemu dengan kebenaran. Kekufuran (kufur akan nikmat) dan kealfaan ummat terhadap pengabaian penguasaan ilmu ini.
Perkara utama yang patut diketahui ialah pengetahuan terhadap kitab Allah, bacaannya, tajwidnya, dan tafsirnya. Kemudian hadits-hadits Rasul, sirah, sejarah sahabat, ulama, dan juga sejarah Islam, hukum hakam ibadat serta muamalah.
Sementara itu umat islam hendaklah membuka tingkap pikirannya kepada segala bentuk ilmu, termasuk juga bahasa asing supaya pemindahan ilmu berlaku dengan cepat. Rasulullah pernah menyuruh Zaid bin Tsabit supaya belajar bahasa Yahudi dan Syiria. Abdullah bin Zubair adalah antara sahabat yang memahami kepentingan menguasai bahasa asing, beliau mempunyai seratus orang khadam yang masing-masing bertutur kata berlainan, dan apabila berhubungan dengan mereka, dia menggunakan bahasa yang dituturkan oleh mereka.
3. Berakhlak Terhadap Jiwa
Manusia pada umumnya tahu sadar bahwa jasad perlu disucikan selalu, begitu juga dengan jiwa. Pembersihan jiwa beda dengan pembersihan jasad. Ada beberapa cara membersihkan jiwa dari kotorannya, antaranya:
a. Bertaubat
b. Bermuqarabah
c. Bermuhasabah
d. Bermujahadah
e. Memperbanyak ibadah
f. Menghadiri majlis Iman
C. Cara Memelihara Akhlak Terhadap Diri Sendiri
Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri antara lain :
1). Sabar, yaitu perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
2). Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.
3). Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
4). Shidiq, artinya benar atau jujur. Seorang muslim harus dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin, yaitu benar hati, benar perkataan dan benar perbuatan.
5). Amanah, artinya dapat dipercaya. Sifat amanah memang lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang, semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya. Antara keduanya terdapat ikatan yang sangat erat sekali. Rosulullah SAW bersabda bahwa “ tidaj (sempurna) iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak (sempurna) agama orang yang tidak menunaikan janji.” ( HR. Ahmad )
6). Istiqamah, yaitu sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Perintah supaya beristiqamah dinyatakan dalam Al-Quran pada surat Al- Fushshilat ayat 6 yang artinya “ Katakanlah bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka istiqamahlah menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang bersekutukan-Nya.”
7). Iffah, yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak, dan menjatuhkannya. Nilai dan wibawa seseorang tidak ditentukan oleh kekayaan dan jabatannya dan tidak pula ditentukan oleh bentuk rupanya, tetapi ditentukan oleh kehormatan dirinya.
8). Pemaaf, yaitu sikap suka member maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas. Islam mengajarkan kita untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunggu permohonan maaf dari yang bersalah.
D. Manfaat Akhlak Terhadap Diri Sendiri
1. Berakhlak terhadap jasmani:
– jauh dari penyakit karena sering menjaga kebersihan
– tubuh menjadi sehat dan selalu bugar
– menjadikan badan kuat dan tidak mudah lemah
2. Berakhlak terhadap akalnya:
– memperoleh banyak ilmu
– dapat mengamalkan ilmu yang kita peroleh untuk orang lain
– membantu orang lain                   
– mendapat pahala dari Allah SWT
3. Berakhlak terhadap jiwa:
– selalu dalam lindungan Allah SWT
– jauh dari perbuatan yang buruk
– selalu ingat kepada Allah SWT
E. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Akhlak Seseorang.
Akhlak Pribadi seseorang tidaklah selalu baik. Karena pada dasarnya akhlak seseorang itu ada dua macam yaitu akhlak baik dan aklak buruk. Ada juga akhlak pribadi seseorang yang baik kemudian dapat berubah menjadi buruk karena iman seseorang yang kurang kuat dan terpengaruh oleh beberapa faktor dari luar diantaranya :
a.       Faktor Lingkungan
Jika kita hidup dalam lingkunga yang bukan kaum muslim, yang keseharianya masyarakatnya berbuat maksiat, maka seseorang terkadang imannya akan goyah. Oleh karena itu iman yang kuat dibutuhkan oleh kaum muslim. Dan sebaiknya berhati-hatilah dalam memilih lingkungan.
b.      Faktor teman
Teman dapat mempengaruhi akhlak seseorang ibaratnnya “ jika kita dekat dengan penjual parfum maka kita akan harum, dan jika kita dekat dengan penjual tembakau maka kita akan bau tembakau “ jadi pada intinya teman dapat mempengaruhi akhlak seseorang. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai dalam bergaul agar akhlak kita tidak terpengaruh kepada orang lain. Tentunya akhlak yang tidak baik.
c.       Faktor intern

       Yaitu faktor yang timbul dari dalam diri manusia itu sendiri. Adapan yang termasuk dalam faktor intern adalah sebagai berikut : Gharizah atau naluri (instink) Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin gharizah adalah suatup embawaan yang menyebabkan seseorang itu dapat berbuat apa yangdi kehendakinya tanpa lebih dahulu melakukan apa yang akandi perbuatnya untuk mengerjakan perbuatan ini.
Oleh karena ada beberapa cara agar akhlak pribadi seseorang terbentuk baik diantaranya  sebagai berikut :
a.       Akidah (Keyakinan) Yang Benar
b.      Berdo’a kepada Allah SWT
c. Mujahadah (Perjuangan)
d.Muhasabah (Intropeksi Diri )
e. Tafakkur (Merenung) Dampak positif dari Akhlak Mulia
f. Melihat dampak negatif dari akhlak tercela
g.Jangan Pernah Berputus asa
h. Bercita – cita yang Tinggi
i. Berpaling dari orang-orang yang bodoh (Jahil)
j. Terbuka dengan Kritikan dan Saran
k Bersahabat dengan orang memiliki akhlak mulia
l. Membaca Buku-buku tentang akhlak


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau rohani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa.
Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri yaitu dengan sabar, shidiq, tawaduk, syukur, istiqamah, iffah, pemaaf dan amanah.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, semoga dengan membaca makalah ini dapat dijadikan pedoman kita dalam melangkah dan bias menjaga akhlak terhadap diri sendiri. Apabila ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf yang setulus-tulusnya.



Daftar pustaka
            Djatnika,rahmat.1996. Sistem Etika Islami : Akhlak Mulia.Jakarta: Pustaka Panjimas.
            Faridl,miftah.1997.Etika Islam: Nasehat Islam untuk Anda.Bandung: Pustaka.
            Jabir El Jazairi,Abu bakar.1993.Pola Hidup Muslim (Minhajul Muslim): Etika.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


No comments:

Post a Comment

WARGA GAMOL

Monografi Desa Dan Dusun/RW Letak Geografis Desa Paremono merupakan desa yang terletak di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, atau ...